Tuesday, September 30, 2008

ASKEP BLADDER NEOPLASMA

BLADER BEOPLASMA


➢ Sebagian besar tumbuh dalam lumen kandung kemih.

➢ Cancer tersering pada saluran kemih.

➢ Jumlah 3 % dari semua kematian karena kanker

➢ Sering pada usia 50 – 70 tahun

➢ Laki-laki 2 – 3 kali dari wanita





FAKTOR RESIKO

➢ Paparan dari sigaret rokok (mayor)

➢ Radiasi pelvis, penggunaan siclophosphamide, Kronik sistitis, batu buli-buli





PENGKAJIAN

· Tanyakan klien tentang perubahan dalam urinase, catat adanya perubahan warna, frekuensi dan jumlah urine

· Hematuri disertai nyeri merupakan tanda pertama kanker blader, biasanya intermittent yang mana sering menyebabkan hambatan dalam mencari pelayanan diagnostik.

· Akibat perkembangan penyakit klien mengalami iritable blader dengan disuria. Akhirnya gross hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien mencari pengobatan.





PENGKAJIAN DIAGNOSTIK

· Urinalisis menunjukkan adanya darah dalam urine.

· Sistoscopy dikerjakan untuk melihat tumor secara langsung dan untuk biopsi.

· Sitologi.

· IVP mengevaluasi kandung kemih, uriter dan ginjal.

NURSING INTERVENSI

Resiko tinggi injury berhubungan dengan radiasi terapi dan kemoterapi .
Kriteria:

Klien tidak berkembang dengan masalah yang berhubungan dengan terapi radiasi dan kemoterapi yang ditandai dengan tidakadanya sistitis hemoragik

Intervensi :

➢ Pemberian anti spasmodik

➢ Peningkatan asupan cairan klien

➢ Pemberian antiseptik traktus urinarius untuk sistitis.

➢ Klien dengan proctitis memerlukan diet rendah serat dan agen untuk menurunkan motilitas usus




Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan diversi urine
Kriteria:

Klien mengerti tentang pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan perawatan diversi urine ditandai dengan pernyataan klien dan kemampuan demonstrasi terhadap perawatannya.

Intervensi :

➢ Persiapan preop klien yang mengalami diversi urine.

➢ Pendidikan mengenai diversi urine.

➢ Mendorong penerimaan terhadap fakta dan hasil eliminasi urine melalui kulit rektum atau stoma khusus.

➢ Persiapan fisik dan emosi secara umum.

➢ Perlu perhatikan saluran cerna : non residu diet untuk beberapa hari, sterilisasi usus, enema atau katartic.

➢ Seleksi klien sebelum pemasangan stoma

➢ Sarankan klien untuk mencegah kontak urine dengan kulit, untuk mencegah iritasi kulit akibat diversi urine.

➢ Bersihkan stoma dengan sabun, air lalu dikeringkan pada setiap penggantian kantong urine.





Gangguan eliminasi urine (disuria ) berhubungan dengan adanya tumor.
Kriteria:

Klien akan terdiagnosis dini untuk mengeliminasi dysuria.





Intervensi :

➢ pemasangan indwelling kateter.

➢ CBI untuk mencegah blood clot

➢ Intervensi pada TUR – P (intek cairan, analgesik dan antispasmodik seperlunya)





4. Gangguan harga diri dan body image

Perubahan route aliran dan miksi akan merubah self image meliputi perubahan emosi, Psikososial dan reaksi persepsi

Kreteria :

Klien akan mempunyai konsep diri, body image dan self esteem yang normal setelah Diversi urine.

Intervensi :

➢ Konseling preoperasi : perubahan anatomi fisiologi dan kemungkinan afeknya Pada klien

➢ Konseling cara mempertahankan gaya hidup

➢ Bantu klien mencari stoma dan menerimanya sebagai bagian hidupnya

5. INJURI, HIGH RISK bd. Komplikasi post op (perdarahan, paralitik illeus, iskemic stoma, bloking kateter urethral

Kriteria :

Klien tak akan mengalami komplikasi post op ditandai tanda vital normal, suara bising usus aktif dalam 3 – 4 jam post operasi, stoma merah muda, produksi urine 30 - 60 ml / jam.

Intervensi :

➢ Monetor rurin tanda vital

➢ Inspeksi insisi

➢ Hubungan nefrostomi tube pada bed side drainage

➢ Jaga sistem drainage tertutup

➢ Jaga patensi tube drainage untuk mencegah obstruksi

Intervensi postop diversi secara umum

➢ Ukur output urine setiap jam / 24 jam pertama, selanjutnya setiap 8 jam

➢ Check kebocoran ostomy back dan kulit terhadap iritasi tiap 4 jam, kemudian 8 jam

➢ Inspeksi stoma tiap jam / 24 jam post op

➢ Catat ukuran stoma, bentuk dan warna. Warna sianotic stoma, insufisiensi supply darah

➢ Penyebab insufisiensi : tehnik pembedahan, pemasangan plate yang terlalu kecil

➢ Periksa tanda peritonitis akibat kebocoran anastomis

➢ Observasi perdarahan





6. Skin integrity, High Risk impaired b.d iritasi periostomal.

Kriteria :

Klien tidak akan berkembang pada gangguan integritas kulit, atau iritasi periotomal yang ditandai kulit intact dan bersih

Intervensi :

· Check pH urin

· Check kantong urine terhadap kebocoran dan apakan kulit sensitif terhadap bahan tersebut

· Ganti kantong selama tidak bocor (terlalu sering diganti menyebabkan iritasi)

· Selama kantong diganti biarkan kontak dengan udara sebanyak mungkit

· Berikan nystatin pada sekitar stoma

No comments: